Adab Muslim Setelah Bangun Tidur
Islam adalah agama yang sempurna, segala perkara sudah diatur dalam islam mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Berikut akan dijelaskan mengenai adab-adab seorang muslim setelah bangun tidur. Diharapkan dengan mengetahui adab-adab setelah bangun tidur kita bisa mengamalkan adab-adab ini dan semoga Allah senantiasa memberkahi segala aktivitas yang kita lakukan pada hari itu.
Adab yang pertama adalah berdoa setelah bangun tidur. Doa setelah bangun tidur sebagaimana yang sudah kita hafal sejak kecil adalah sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ
[Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur]
Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan. (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini menurut Imam An-Nawawy dan Al Hafidz Ibnu Hajar sebagai sesuatu yang dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam
lafazh yang tercantum di kitab nash arabnya adalah sebagai berikut:
فَاسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
{ Lafazh di atas ada penambahan huruf Fa (mungkin penulis menginginkan fa itu sebagai fa Isti'nafiyah - bersambung dari pernyataan lafazh hadits sebelumnya) sedangkan yang terdapat di Kitab Shohih Bukhori dan yang lainnya adalah sebagai berikut:
اسْتَيْقَظَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ يَمْسَحُ النَّوْمَ عَنْ وَجْهِهِ بِيَدِهِ
Rasulullah Shollallahu'alaihi wassalam bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap wajahnya dengan tangannya. Hadits Shohih
(HR. Al-Bukhori no. 183, Muslim no. 763 (182), Abu Dawud no. 1367, Ibnu Majah no. 1363, an-Nasai no. 1620, Ahmad no. 2164 (cet M. Arrisalah) Semuanya dari jalur Malik dari Makhromah bin Sulaiman dari Kuraib Pembantu Ibnu Abbas dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhum)
Adab yang ketiga adalah mencuci tangan tiga kali setelah bangun sebagaimana sabda Nabi Shallallahu'alaihi W a Sallam:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ»
Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, sesungguhnya Nabi Shollallahu'alaihi wassalam pernah bersabda:"Apabila seorang diantara kalian bangun tidur maka janganlah ia menyelamkan/menyelupkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali, karena sesungguhnya ia tidak mengetahui dimana tangannya semalam berada" (HR. Muslim)
[[ Kisah Tragis Orang yang Melecehkan Sunnah Nabi ]]
Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il at-Taimi berkata dalam Syarahnya terhadap Shahih Muslim, ” Aku membaca sebagian hikayat (kisah) bahwa sebagian pencela sunnah ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
«إذا استيقظ أحدكم من نومه فلا يغمس يده في الإناء حتى يغسلها، فإنه لا يدري أين باتت يده»
“Bila salah seorang diantara kalian bangun dari tidurnya, janganlah ia mencelupkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya, karena ia tidak tahu di mana posisi tangannya ketika ia tidur.” [Muttafaq 'alaih, al-Bukhari 162, dan Muslim 278]
Pencela tersebut berkata dengan nada memperolok-olok, ”Aku tahu di mana posisi tanganku ketika tidur, ia (tanganku) berada di ranjang!” Maka keesokan harinya (ketika ia bangun tidur) ternyata ia telah memasukkan tangannya hingga siku ke dalam duburnya.
كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِسْتَيْقَظَ مِنَ اللَيْلِ يَصُوْشُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
{ Lafazh di atas menggunakan lafazh ISTAIQADZO, sedangkan yang terdapat di Kitab Shohih Bukhori dan yang lainnya menggunakan lafazh QAAMA sebagai berikut:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ، يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ»
Nabi Shollallahu'alaihi wassalam apabila bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.
Hadits Shohih (HR. Bukhari no. 245 dan Muslim no. 255 (46) dari Shahabat Hudzaifah radhiallahu'anhu)
- Hikmah dari bersiwak itu adalah:
1. Termasuk dari keistimewaan siwak adalah memberikan stimulan untuk bangun terjaga dan memberikan kesegaran.
2. Mengurangi/menghilangkan bau dari mulut.
[[ Kisah Tragis Orang yang Melecehkan Siwak ]]
Ibnu Khallikan bercerita dalam apa yang dinukilkan dari tulisan Syaikh Quthbud Din Al Yunaini: "Kami diberitahu bahwa ada seorang laki-laki dipanggil Abu Salamah berasal dari daerah Bashri –ada sifat sombong dan meremehkan di dalam dirinya– lalu disebutkan di hadapannya tentang siwak dan fadhilah-fadhilahnya, lalu ia berkata: "Demi Allah aku tidak akan bersiwak kecuali untuk pantat", yakni duburnya. Maka iapun mengambil siwak dan ia tempatkan di duburnya lalu ia keluarkan, akhirnya selama sembilan bulan setelahnya ia merasakan sakit di perut dan duburnya.
Kemudian ia melahirkan seorang anak laki-laki bentuknya seperti tikus besar yang mempunyai empat kaki, kepalanya seperti kepala ikan dan ia mempunyai pantat seperti pantatnya kelinci. Ketika ia melahirkannya hewan tersebut mengeluarkan suara dengan kencang sebanyak tiga kali, kemudian anak perempuan laki-laki itupun berdiri dan menghempaskan kepala bayi tadi dan akhirnya mati. Laki-laki itu hidup selama dua hari setelah melahirkan bayi tersebut dan pada hari yang ketiga ia pun mati, ia berkata: "Hewan inilah yang telah membunuhku dan memotong usus-ususku. Kejadian itu disaksikan oleh sebagian dari penduduk daerah itu, dan para khathib daerah itu, dari mereka ada yang melihat hewan itu hidup dan dari mereka ada yang melihatnya setelah matinya. (kitab Al Bidayah Wan Nihayah no hadits 665)
Semoga Allah senantiasa melimpahkan taufiq-Nya kepada kita semua sehingga kita diberi kemudahan dalam mengamalkan setiap ilmu yang telah kita ketahui.
Sumber:
-belajarhadits.com
-http://www.dakwahsunnah.com/artikel/aqidah/228-disiksa-dengan-segera-bagi-yang-menghina-ajaran-rasulullah-shallallahu-%E2%80%98alaihi-wasallam
0 comments:
Post a Comment