Website Para Ustadz











LINK PARA ASATIDZ :
▶ Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA (http://dzikra.com/)
▶ Ustadz Abdullah Taslim, MA (http://manisnyaiman.com/)
▶ Ustadz Firanda Andirja, MA. (http://firanda.com/)
▶ Ustadz Abdullah Zaen, MA (http://tunasilmu.com/)
▶ Ustadz Abdullah Roy, MA. (http://tanyajawabagamaislam.blogspot.com/)
▶ Ustadz Aris Munandar, MA (http://ustadzaris.com/)
▶ Ustadz Muhammad Wasitho, MA (http://www.abufawaz.wordpress.com/)
▶ Ustadz Abu Yahya Badrussalam, Lc. (http://cintasunnah.com/)
▶ Ustadz Abu Hudzaifah, Lc. (http://basweidan.wordpress.com/)
▶ Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc (http://www.dakwahsunnah.com/)
▶ Ustadz Zainal Abidin, Lc. (http://www.zainalabidin.org/)
▶ Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. (http://www.ustadzkholid.com/)
▶ Ustadz Ahmad Faiz Asifuddin, Lc (http://ustadzfaiz.com/)
▶ Ustadz Musyaffa Ad Darini, Lc. (http://addariny.wordpress.com/)
▶ Ustadz Abu Zubair, Lc. (http://abuzubair.net/)
▶ Ustadz Ahmad Sabiq, Lc (http://ahmadsabiq.com/)
▶ Ustadz Sa’id Yai Ardiyansyah, Lc. (http://kajiansaid.wordpress.com/)
▶ Ustadz Abu Ihsan Al Atsari (http://abuihsan.com/)
▶ Ustadz Abdullah Shaleh Hadrami (http://kajianislam.net/)
▶ Ustadz Fariq Gasim (http://fariqgasimanuz.wordpress.com/)
▶ Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi (http://abiubaidah.com/)
▶ Ustadz Muslim Al Atsari (http://ustadzmuslim.com/)
▶ Ustadz Marwan Abu Dihyah (http://abu0dihyah.wordpress.com/)
▶ Ustadz Abu Ali, ST.,MEng.,Phd. (http://noorakhmad.blogspot.com/)
▶ Ustadz Abu Mushlih Ari Wahyudi, SSi. (http://abumushlih.com/)
▶ Ustadz Muhammad Nur Ichwan Muslim, ST (http://ikhwanmuslim.com/)
▶ Ustadz Dony Arif Wibowo (http://abul-jauzaa.blogspot.com/)
▶ Ustadz Abu Salma (http://abusalma.wordpress.com/)
▶ Ustadz Yulian Purnama (http://kangaswad.wordpress.com/)
▶ Ustadz Muhaimin Ashuri (http://attaubah.com/)
▶ Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal (http://rumaysho.com/)
▶ Ustadz Muhammad Arifin Badri (http://pengusahamuslim.com/) & (arifinbadri.com/)
▶ Ustadz Didik Suyadi (http://abukarimah.wordpress.com/)
▶ Ustadz Ja'far Shalih (http://www.tauhidfirst.net/)
▶ Ustadz Ammi Nur Baits (http://www.KonsultasiSyariah.com/)
▶ Ustadz Raehanul Bahraen (http://www.muslimafiyah.com/)
▶ Ustadz Muhammad Abdurrahman Al-Amiry (http://www.alamiry.net/)
▶ Ustadz Aan Chandra Thalib (http://abulfayruz.blogspot.com/)
▶ Ustadz Dr. Khalid Basalamah, M.A (www.khalidbasalamah.com)
▶ Ustadz Abu Namira (https://abunamirahasna.wordpress.com/)
▶ Ustadz Sulam bin Mustareja (bahterailmu.wordpress.com)
▶ Ustadz Dzulqarnain (Dzulqarnain.net)
▶ Ustadz Sofyan Chalid Bin Idham Ruray (http://sofyanruray.info/)
Semoga bermanfaat.
Sumber: FP Hadis Shahih

Pelajaran dari Hadits Ketiga Arba'in Nawawi



عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.        رواه الترمذي ومسلم


Kosa kata / مفردات :
سمعتُ  : (saya) mendengarبُنِيَ- بَنَى  : Dibangun

Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Alh- Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan berpuasa Ramadhan.  (Riwayat Turmuzi dan Muslim)
Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan hadits yang agung karena menyebutkan tonggak-tonggak Islam atau yang disebut dengan Rukun Islam. Berpangkal dari kelima rukun tersebut Islam dibangun.

Faidah Hadits Ketiga Arba'in Nawawi
Macam-macam penggunaan istilah Islam

Istilah islam digunakan dalam dua bentuk, yaitu:

  1. Islam ‘Am (secara umum) berarti berserah diri kepada Allah dengan cara bertauhid, tunduk kepada-Nya dalam bentuk ketaatan serta bersih dan benci dari syirik dan penganutnya. Islam dalam pengertian ini merupakan ke-Islam-an makhluk secara umum tak seorangpun keluar dari ketentuan ini baik suka atau-pun terpaksa. Islam seperti ini-lah Islam yang diajarkan oleh seluruh rasul.

  1. Islam Khos (secara khusus) berarti Islam yang dibawa oleh Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam, yaitu: mencakup Islam dengan makna ‘am yang sesuai dengan tuntunan Muhammad shallallaahu álaihi wa sallam. Jika istilah Islam datang secara mutlaq maka maksudnya adalah Islam khos.

1. Syahadatain

Syahadat berasal dari kata -Syahada yusyahidu – yang berarti menyaksikan langsung

Syahadat "Laailaaha illallah" mencakup dua hal:
  1. Pengakuan lisan. Jadi harus diucapkan
  2. Pengakuan dalam hati
  3. Menjalankan konsekuensi dari kalimat "Laa ilaaha ilallah"

Pada kenyataannya, di dunia ini ada banyak hal yang dijadikan sesembahan, jadi makna "laa ilaaha ilallah" yang benar adalah tidak ada sesembahan yang haq (benar) kecuali Allah

Syahadat tidaklah sah sehingga terkumpul padanya tiga hal: keyakinan hati, ucapan lisan dan menyampaikan kepada orang lain.

Makna syahadat “laa ilaha illallahu” adalah meniadakan hak disembah pada selain Allah dan menetapkan hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah. Konsekuensinya yakni harus mentauhidkan Allah dalam semua ibadah, oleh karena itu kalimat tersebut dinamakan sebagai kalimat tauhid.

Makna syahadat “Muhammad Rasulullah” adalah meyakini dan menyatakan bahwa Muhammad bin Abdillah adalah benar-benar utusan Allah yang mendapatkan wahyu berupa Kalamullah untuk disampaikan kepada manusia seluruhnya. Dan dia adalah penutup para Rasul. Konsekuensi dari syahadat ini yaitu membenarkan beritanya, mentaati perintahnya, menjauhi larangannya dan beribadah kepada Allah hanya dengan syar’iatnya .

Utusan Allah dari kalangan manusia mendapatkan wahyu melalui utusan Allah dari kalangan malaikat maka tidak-lah mereka langsung mendapatkan dari Allah kecuali pada sebagian, sesuai dengan kehendak Allah.

Beberapa poin mengenai hal ini:
  1. Allah menjadikan nabi sebagai perantara dalam penyampaian wahyu, jadi tidak ada ilmu laduni [1]
  2. Setiap orang wajib taat dan mengikuti pada perintah dan larangan Nabi  karena setiap sabda nabi adalah wahyu dari Allah
  3. Setiap berita yang datang dari Nabi adalah benar dan jujur yang itu disampaikan lewat wahyu
  4. Setiap orang yang mau beribadah harus melalui ajaran Nabi


2. Sholat
Sholat yang dimaksud di sini adalah sholat 5 waktu sehari semalam

Apa yang dimaksud mendirikan sholat?

Hendaknya ketika sholat memenuhi syarat, rukun, dan kewajiban-kewajiban dalam sholat dan semakin disempurnakan lagi dengan melakukan Sunnah sholat


3. Zakat
Zakat secara Bahasa artinya tumbuh dan bertambah. Jika dia berzakat maka hartanya akan bertambah dan semakin berkah meskipun secara fisik jumlahnya berkurang

Sedekah tidaklah mengurangi harta. Berkata Imam Nawawi rahimahullah:

  1. Sedekah tidaklah mengurangi harta. Maksudnya jumlah hartanya berkurang tetapi ditutupi dengan keberkahan, jadi meskipun hartanya sedikit tetapi berkah.
  2. Kekurangan tadi ditutup dengan pahala

Adapun zakat secara istilah adalah mengeluarkan persenan tertentu dari harta dari harta-harta tertentu dan disalurkan untuk 8 golongan

4. Haji
Haji dalam lafadz hadits ini didahulukan dari puasa.
Penjelasan ulama: karena nabi ingin mengurutkan, sholat ibadah dengan anggota badan, zakat dengan harta, haji dengan anggota badan dan harta, baru kemudian disebutkan puasa

Haji secara Bahasa menuju sesuatu. Yang dituju yaitu baitullah


5. Puasa
Puasa di bulan Ramadhan.

Penentuan awal dan akhir tahun tidak ditetapkan oleh nabi, beberapa masa setelahnya setelah masa nabi baru ada ijtihad tentang awal bulan

Puasa secara istilah yaitu menahan diri dari pembatal puasa dari terbit fajar suubh sampai terbenam matahari

Dari 5 rukun Islam yang ada, 3 rukun dilakukan dengan memperhatikan bulan yakni puasa, zakat, dan haji

Hukum meninggalkan rukun Islam

Rukun artinya tiang-tiang pokok. Jika rukun tidak ada maka islam tidak ada

Hukum meninggalkan Rukun Islam dapat diperinci sebagai berikut:
  1. Meninggalkan syahadatain hukumnya kafir secara ijma’.
  2. Meninggalkan shalat hukumnya kafir menurut sebagian ulama atau ijma’ sahabat.

Salaf: meninggalkan sholat itu kafir dan hal itu tidak diperselisihkan para ulama

Sahabat nabi tidak pernah memandang perkara yang bisa membuat kafir jika ditinggalkan kecuali sholat. Jumhur ulama berpendapat bahwasanya meninggalkan sholat adalah fasiq. Pendapat dalam mazhab Hambali: meninggalkan sholat hukumnya kafir.
Dalil yang dipakai sebagian ulama mengenai kafirnya yang meninggalkan sholat:

iblis yang tidak mau sujud saja kafir maka apalagi yang meninggalkan sholat

Dari 5 rukun islam tadi jihad tidak dimasukkan dari rukun islam
Ibnu rajab  menjelaskan bahwa dalam hal ini ada beberapa alasan:
  1. jihad menurut jumhur hukumnya fardhu kifayah bukan fardhu ‘ain berbeda dengan rukun islam yang kita bahas. Sholat, puasa, zakat, haji semua harus dilakukan jika mampu.
  2. jihad tidak berlaku sepanjang waktu. Syahadat dan sholat harus ada setiap waktu

Meninggalkan rukun yang lainnya (selain syahadat dan shalat) hukumnya tidak kafir menurut jumhur ulama.

Meninggalkan disini dalam arti tidak mengerjakan dengan meyakini kebenarannya dan kewajibannya, adapun jika tidak meyakini kebenarannya dan kewajibannya maka hukumnya kafir walaupun mengerjakannnya.

Setiap rukun islam yang ditinggalkan semua ulama sepakat hal ini dosa besar

Pembagian Rukun Islam

Rukun islam terbagi menjadi empat kelompok yaitu:
  1. Amal i’tiqodiyah yaitu syahadataian
  2. Amal badaniyah yaitu solat dan puasa.
  3. Amal maliyah yaitu Zakat.
  4. Amal badaniyah dan maliyah yaitu haji.

Mengetahui Arti Bacaan Shalat



Sebenarnya jika kita tanya hati kita paling dalam. Apakah kita mengerti dengan semua bacaan Sholat yang kita baca? Memang jika kita ingin mengetahui dan mengerti apa yg kita lafadzkan saat kita Sholat, maka hal itu akan sangat jauh lebih baik, malah mungkin jika kita resapi kita akan mendapatkan apa  itu ke Khusyuk an dlm melaksanakan Sholat Fardhu kita. Rasulullah SAW bersabda “sholatlah seakan-akan engkau sedang melihat Tuhan atau Tuhan sedang melihatmu” ( Rukun Ihsan ).
Mari kita mulai belajar meresapi arti dari bacaan Sholat kita. Karena Sholat merupakan Dzikir yang sempurna.

Takbir
Takbiratul Ihram —-> ALLAAHU AKBAR
(Allah Maha Besar)
Iftitah

Allaahu akbar kabiira, walhamdulillaahi katsiira, wa subhanallaahi bukrataw, waashiila.

(Allah Maha Besar, dan Segala Puji yang sangat banyak bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi, dan petang).
Innii wajjahtu wajhiya, lillazii fatharassamaawaati walardha, haniifam, muslimaa, wamaa ana minal musrykiin.
(Sungguh aku hadapkan wajahku kepada wajahMu, yang telah menciptakan langit dan bumi, dengan penuh kelurusan, dan penyerahan diri, dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutuan Engkau/Musryik)
Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin.
(Sesungguhnya shalatku, dan ibadah qurbanku, dan hidupku, dan matiku, hanya untuk Allaah Rabb Semesta Alam).

Laa syariikalahu, wabidzaalika umirtu, wa ana minal muslimiin.

(Tidak akan aku menduakan Engkau, dan memang aku diperintahkan seperti itu, dan aku termasuk golongan hamba yang berserah diri kepadaMu)

Al Fatihah
Adapun Rasulullah SAW pada waktu membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki khasiat yang sangat tinggi sekali.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.

Bismillaah, arrahmaan, arrahiim (Bismillaahirrahmaanirrahiim)

(Dengan nama Allaah, Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Alhamdulillaah, Rabbil ‘aalamiin
(Segala puji hanya milik Allaah, Rabb semesta ‘alam)
Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Iyyaaka, na’budu, wa iyyaaka, nasta’iin
(Hanya KepadaMulah, kami menyembah, dan hanya kepadaMulah, kami mohon pertolongan)
Ihdina, asshiraathal, mustaqiim
(Tunjuki kami, jalan, golongan orang-orang yang lurus)

Shiraath, alladziina, an’am, ta ‘alayhim

(Jalan, yang, telah Engkau beri ni’mat, kepada mereka)

Ghayril maghduubi ‘alaihim, wa laddhaaaalliiin.

(Bukan/Selain, (jalan) orang-orang yang telah Engkau murkai, dan bukan (jalan) orang-orang yang sesat)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Rasulullah bersabda “Apabila engkau berdiri utk shalat bertakbirlah lalu bacalah yg mudah dari al-Qur’an “.

Ruku’
Lalu ruku’, dimana ketika ruku’ ini beliau mengucapkan :
Subhaana, rabbiyal, ‘adzhiimi, Wabihamdihi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Agung)
—-> dzikir ini diucapkan beliau sebanyak tiga kali.
(Hadits Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Daaruquthni, Al-Bazaar, dan Ath-Thabarani)
Rasulullah sering sekali memperpanjang Ruku’, Diriwayatkan bahwa :
“Rasulullaah SAW, menjadikan ruku’nya, dan bangkitnya dari ruku’, sujudnya, dan duduknya di antara dua sujud hampir sama lamanya.”
(Hadits  Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)
I’tidal
Pada saat ketika kita i’tidal atau bangkit dari ruku, dengan mengangkat kedua tangan sejajar bahu ataupun sejajar telinga, seiring Rasululullah SAW menegakkan punggungnya dari ruku’ beliaumengucapkan:
Sami’allaahu, li, man, hamida, hu
“Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan) orang yang memujiNya”.

(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim)
“Apabila imam mengucapkan “sami’allaahu liman hamidah”, maka ucapkanlah “rabbanaa lakal hamdu”, niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman melalui lisan NabiNya SAW(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)

Hal ini diperkuat pula dengan : Disaat Rasulullah sedang Sholat berjamaah, lalu ketika I’tidal beliau mengucapkan “Sami’allaahu, li, man, hamidah” lalu ada diantara makmun mengucapkan“Rabbanaa lakal hamdu”, Lalu pada selesai Sholat, Rasul bertanya “Siapakah gerangan yang mengucap “Rabbanaa lakal hamdu”, ketika aku ber I’tidal? Aku melihat para malaikat berlomba lomba untuk menulis kebaikan akan dirimu dari jawaban itu”.
Maka sudah cukup jelas bahwa mari kita mulai melafalkan :
Rabbanaa, lakal, hamdu
(Ya Tuhan kami, bagiMulah, segala puji)
Kesmpurnaan lafadzh diatas :
mil ussamaawaati, wa mil ul ardhi, wa mil u maa shyi’ta, min shai in, ba’du(Sepenuh langit, dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki, dari sesuatu, sesudahnya)
(Kalimat diatas didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu ‘Uwanah)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do’a  sujud seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah SAW.
Dzikir ini beliau ucapkan sebanyak tiga kali, dan kadangkala beliau mengulang-ulanginya lebih daripada itu.
Subhaana, rabbiyal, a’laa, wa, bihamdi, hi
(Maha Suci, Tuhanku, Yang Maha Luhur, dan, aku memuji, Nya)

Duduk antara dua Sujud

Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita melafadzkan seperti yang dilakukanRasulullaah, dan bacalah do’a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan, dan penuh pengharapan kepada Allah SWT. Di dalam duduk ini, Rasulullah SAW  mengucapkan :
Robbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa’nii, warzuqnii
wahdinii, wa ‘aafinii, Wa’Fuanni
(Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, sehatkanlah aku, dan berilah rizqi kepadaku)
Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).

Duduk At-Tasyaahud Awal

  1. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu ‘Uwanah, Asy-Syafi’i, dan An-Nasa’i.
    Dari Ibnu ‘Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepada kami. Beliau mengucapkan :

    Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
    Assalaamu ‘alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
    Assalaamu ‘alayna wa ‘alaa ‘ibaadillaahisshaalihiin.
    Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
      Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, ‘abduhu, warasuuluh)
  1. 2. Menurut hadist yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
    Dari Ibn Mas’ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku, dan  kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau - sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur’an kepadaku : —-> (Mari diresapi setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)

    Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.

    (Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan).

    Assalaamu ‘alayka
     *, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
    (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu , wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan berkatNya).

    Assalaamu ‘alaynaa, wa ‘alaa, ‘ibaadillaahisshaalihiiin.

    (Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya yang shaleh).Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
    (Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allah).

    Wa asyhadu, anna muhammadan, ‘abduhu, wa rasuluhu.

    (Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya).
Notes : * Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para shahabat mengucapkan :
Assalaamu ‘alannabiy
(Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi).
Bacaan shalawat Nabi SAW di akhir sholat
Rasulullah SAW. mengucapkan shalawat atas dirinya sendiri di dalam tasyahhud pertama dan lainnya. Yang demikian itu beliau syari’atkan kepada umatnya, yakni beliau memerintahkan kepada mereka untuk mengucapkan shalawat atasnya setelah mengucapkan salam kepadanya dan beliau mengajar mereka macam-macam bacaan salawat kepadanya.
Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum/biasa kita lafadzkan, diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli ‘alaa  muhammad, wa ‘alaa, aali  muhammad.
(Ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, shallayta, ‘alaa  ibrahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiim.(Sebagaimana, Engkau telah memberikan kebahagiaan, kepada Ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).

Wa ‘barikh alaa  muhammad, wa ‘alaa aali  muhammad.

(Ya Allah, berikanlah berkah, kepada Muhammad, dan kepada, keluarga Muhammad)
Kamaa, baarakta, ‘ala  ibraahiim, wa ‘alaa, aali  ibraahiiim.(Sebagaimana, Engkau telah memberikan berkah, kepada ibrahim, dan kepada, keluarga Ibrahim).

Fil Allamina Innaka, hamiidummajiid.

(Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia).
Salam
“Rasulullah SAW. mengucapkan salam ke sebelah kanannya :

Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah, serta berkatNya),
sehingga tampaklah putih pipinya sebelah kanan. Dan ke sebelah kiri beliau mengucapkan :Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah
(Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allah), sehingga tampaklah putih pipinya yang sebelah kiri.”
( Hadist Riwayat : Abu Daud, An-Nasa’i, dan Tirmidzi )
Mari di perhatikan, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang pertama) lebih lengkap daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang kedua )
————————————————————————————————————————-
Subhanallah dan Alhamdulillah, Maha Benar Allah atas segala FirmanNya. Luar biasa sekali ya arti dari bacaan Sholat ini. Makin merunduk kita, makin terlihat kecil kita, makin menangis kita.
Saya berharap agar ini menjadi bagian dari jalan kemudahan untuk kita di dalam menggapaikhusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan. Maka jika kita tahu dan mengerti akannikmatnya shalat itu, mari kita share ke keluarga kita.
Selamat meresapi dan jangan lupa untuk share ke orang orang yang kita cintai.

http://islamdiaries.tumblr.com/post/3915218211/mengerti-arti-bacaan-sholat

Apa Itu Sirah?



Secara bahasa kata as sirah berasal dari kata sara yasiru sayra, tas-yara, masara dan sara as sunnata atau sara as sirah; salakaha wa ittaba’ah (yakni menempuh dan mengikutinya).

Sirah Nabi termasuk hadits ditinjau dari dua sisi:
1. Karena disandarkan kepada Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam sebagai pembuat syariat
2. Karena diriwayatkan secara bersanad

Berdasarkan alasan kedua, para ulama ahli hadits memisahkannya menjadi satu kitab dengan bab-bab tersendiri, seperti menceritakan maghazi (peperangan) Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, hari-hari, kepribadian, dan nubuwwah (kenabian) beliau.

Ditinjau dari berbagai peristiwa yang ada di dalamnya, sirah adalah bagian dari tarikh, sebab tarikh secara bahasa berarti upaya mengenalkan waktu.

Dari uraian di atas, kita sebagai umat Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam dituntut untuk melangkah di atas jalan yang telah dilalui oleh beliau semampu kita. Lebih-lebih lagi kita diciptakan oleh Allah Ta’ala semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya saja tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun juga. Oleh karena itu, tidaklah sempurna ibadah yang kita lakukan kecuali dengan mengikuti tuntunan Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam.
Bagaimana mungkin kita akan mengikuti tuntunan beliau jika kita tidak menenal beliau? Bahkan cinta kepada Allah disyaratkan harus adanya ketaatan kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam. Oleh sebab itu tidak mungkin seseorang mentaati beliau sedangkan dia tidak mengenal pribadi beliau. Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran:31)

Tidak akan sempurna pula keimanan seorang muslim hingga dia mendahulukan cintanya kepada Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam daripada orang tuanya dan anaknya dan seluruh manusia sebagaimana hadits berikut:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Dari Anas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya". (HR. Bukhari no.14)

Sebagian ahli ilmu ada yang mendefinisikan sirah sebagai manhaj nabawi, akhlaq Muhamamdi, terkait dengan sifat-sifat beliau, budi pekerti beliau, dan semua keistimewaan yang telah Allah berikan kepada beliau. Termasuk dalam hal ini adalah mukjizat beliau sebagai bentuk pertolongan dan pembelaan Allah terhadap beliau. Begitu pula cara bergaul beliau dengan kaum muslimin, baik sebagai seorang nabi maupun sebagai rasul, dan teladan dalam segala hal, hingga beliau menjadi perumpamaan tertinggi bagi mereka. Oleh karena itu, mempelajari sirah nabawiyah –melalui sumber aslinya- akan membekali hati dan akal dengan pemahaman sejarah yang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin. Mengapa demikian? Karena sejarah hidup Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam adalah sejarah paling sempurna tentang kehidupan manusia yang dilandasi oleh dalil-dalil Al Quran, sunnah nabawiyyah, dan kenyataan sejarah yang membuatnya sesuai bila diterapkan di semua waktu dan tempat.

Sumber: Majalah Qudwah

Hukum Mengumumkan Barang Hilang Di Masjid



Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang mendengar ada seseorang yang mencari barang hilang di masjid, hendaknya mengatakan: semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena sesungguhnya masjid itu tidak dibangun untuk hal demikian." (Riwayat Muslim)

Faidah Hadits

·     -  Mencari barang hilang salah satunya adalah dengan bertanya-tanya tentang barangnya, demikian juga dengan mengumumkannya
·      -   Diantara bentuk ta’zir (hukuman) dengan orang yang mencari dan berteriak mengenai barangnya yang hilang

1.    Siapa yang mendengar orang yang mengumumkan barangnya hilang di masjid maka hendaknya ia mendoakan kejelekan padanya secara keras. Hukum ini bersifat umum baik ia kehilangan hewan tunggangan atau barang yang lainnya
2.    ‘llah(sebab)nya adalah karena masjid tidak dibangun untuk itu
3.    Haramnya mengumumkan barang yang hilang di masjid dan wajib mendoakan jelek
4.   Jika orang tersebut telah keluar dan meninggalkan pintu masjid lalu teriak mencari barang yang hilang maka tidak mengapa karena telah di luar masjid

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Masjid adalah bagian dari bumi yang Allah cintai. Masjid diantara rumah Allah yang Allah disembah di dalamnya. "